Selasa, 07 Oktober 2014

BISNIS PENGANTAR (Survei Industri)

LAPORAN

SURVEI INDUSTRI PRODUKSI
TAHU TEMPE




Disusun oleh :
1.      Halim Prawiranata (12809134037)
2.      Novita Prahastiwi (12809134038)




D3 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2012




Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat taufik serta hidayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini.
Kami yakin bahwa laporan ini tidak dapat terselesaikan tanpa bimbingan, dukungan, serta penjelasan dari semua pihak yang bersangkutan.
Tidak lupa kami berterimakasih kepada:
1.    Dra. Sumarsih yang telah memberikan penjelasan kepada kami.
2.    Kepada kedua orang tua kami yang telah memberikan dukungan moral dan materi.
3.    Teman-teman yang turut membantu kami dalam penyusunan laporan ini.
Adalah maksud tujuan kami dalam menyusun laporan ini untuk memenuhi tugas bisnis pengantar yang ditugaskan kepada kami. Untuk itu apabila terdapat kesalahan dalam penulisan laporan ini kami mohon maaf. Kritik saran yang membangun sangat berguna bagi kami. Atas perhatian kami ucapkan terimakasih.

Wates, September 2012
Penyusun












DAFTAR ISI





BAB I

PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang

Bisnis Pengantar adalah salah satu mata kuliah yang diprogramkan mahasiswa fakultas ekonomi untuk memahami pengembangan usaha bisnis dan menambah wawasan mahasiswa. Maka mahasiswa perlu terjun langsung kelapangan dan berpikir sistematis untuk mencari permasalahan teknis yang ada pada industri  dan memberikan solusi sistematis yang tepat.
Industri sangat penting, karena industri merupakan sebuah tempat yang dituju untuk bekerja. Calon pekerja yang akan bekerja tentunya harus mengetahui medan kerja  yang sesungguhnya. Oleh karena itu seseorang harus memahami tentang industri dengan cara melakukan “Kunjungan/Survei Industri”.
Adapun tujuan kunjungan industri kami adalah Industri Pembuatan Tahu Tempe. Industri tersebut terletak di Jalan Baron Km 3, Tegalsari, Siraman, Wonosari, Gunungkidul.

B.     Tujuan

o   Agar mengetahui keadaan bisnis dan kondisi lingkungan serta cara menjaga lingkungan sekitar bisnis tersebut
o   Agar mengetahui etika bisnis dan tanggung jawab sosial pabrik tersebut.
o    Agar mengetahui cara pabrik tahu tempe menentukan letak usaha.
o   Untuk mengetahui bentuk badan usaha pabrik tersebut.
o   Untuk mengetahui sasaran bisnisnya.
o   Untuk mengetahui manajemen dalam pabrik tahu tempe.
o   Untuk mengetahui cara pemasaran produk yang dilakukan oleh pabrik.
o   Agar mengetahui manajemen sumberdaya manusia yang ada dalam pabrik.
o   Untuk mengetahui cara pemilik pabrik memberikan motivasi dan melakukan hubungan industrial.
o   Untuk mengetahui produk dan harga yang ditetapkan pabrik.
o   Agar mengetahui proses distribusi dan promosi produk..
o   Sebagai bukti bahwa kami telah melaksanakan dan menyelesaikan tugas kunjungan industri.

C.    Rumusan Masalah

1.      Apa yang dihasilkan oleh industri tersebut?
2.      Kapan industri tersebut berdiri?
3.      Bagaimana bisnis tersebut dapat berdiri dan bagaimana pengaruhnya tehadap lingkungan?
4.      Bagaimanakah etika bisnis dan tanggung jawab sosial dalam bisnis pabrik tersebut?
5.      Bagaimana cara pemilik pabrik menentukan letak usaha?
6.      Apakah bentuk badan usahanya?
7.      Bagaimanakah potensi bisnis dan kewirausahaannya?
8.      Bagaimanakah manajemen dalam pabrik?
9.      Bagaimana cara pemasaran produk?
10.  Bagaimanakah manajemen sumberdaya manusia dalam pabrik?
11.  Bagaimana cara pemilik pabrik memotivasi kerja dan membangun hubungan industrial?
12.  Bagaimana cara pabrik mengelola produk dan menentukan harga?
13.  Bagaimana cara pemilik pabrik mendistribusikan dan mempromosikan produknya?





BAB II

PEMBAHASAN


A.    Produk yang Dihasilkan Industri

Industri yang kami kunjungi sebernanya termasuk ke dalam industri kecil karena jumlah karyawannya hanya berjumlah 16 orang. Produk yang dihasilkan berupa tahu baik yang berwarna putih maupun cokelat dan yang berukuran kecil hingga besar. Selain tahu, pabrik/industri ini juga menghasilkan tempe, tempe yang dibuat adalah tempe yang panjang dan dibungkus plastik biasanya sebagai bahan pembuatan mendoan(tempe bungkus tepung) dan juga keripik tempe.

B.     Sejarah Berdirinya Industri

Industri tahu tempe ini dimiliki oleh keluarga yang sudah menekuni dunia industri tahu tempe sejak lama dan industri ini telah diwariskan, jadi pemilik yang mendirikan dengan pemilik yang kini mengelola bukanlah orang yang sama. Tentu saja industri ini sudah memiliki pengalaman panjang dalam dunia industri tahu tempe. Industri ini telah menjadi eksporter produksi tahu tempe di Kecamatan Wonosari meskipun kini telah banyak berdiri industri pembuatan tempe lain, karena produknya dianggap lebih baik mutunya dibanding industri yang masih baru.
Industri tahu tempe ini mulai beroperasi mulai tahun 1980an beralamat di Dusun Tegalsari Desa Siraman Kecamatan Wonosari dan didirikan oleh Bapak-Ibu Tumijo, di rumah inilah pendiri industri membuka usahanya. Pada tahun pertama kegiatan industri ini membutuhkan pengorbanan penuh tidak saja dalam bentuk materi tetapi juga tenaga, pikiran biaya dan waktu untuk memberikan pelayanan yang memuaskan bagi konsumen.
Banyak permintaan konsumen terhadap hasil produksi mendorong industri untuk lebih meningkatkan mutu dan rasa hasil produksi, keahlian kerja ditingkatkan menuju efektivitas dan efisien. Upaya ini tidak sia-sia terbukti dari adanya peningkatan terhadap permintaan dari waktu kewaktu. Menyadari kemajuan itu, maka kini banyak bermunculan industri tahu tempe di Kecamatan Wonosari. Semakin tinggi persaingan pasar mendorong industri lebih mawas diri untuk meningkatkan mutu dan rasa.
Karena telah bertahun-tahun yang lalu dan telah berganti generasi, pemilik yang kini pun tidak tahu berapa modal awal pembuatan industri tahu ini. Namun untuk saat saat ini, hanya untuk pembelian kedelai, kayu, dan juga upah karyawan modal perharinya bisa mencapai 3jutaan. Namun modal yang sebegitu besarnya itu setimpal dengan omset perharinya, omset yang didapatkan perhari dapat mencapai lebih dari 4juta walau kami tidak tahu persis berapa karena pemilik tak ingin mengatakannya. Yang jelas perharinya lebih dari 3000 potong tahu berbagai ukuran dan juga lebih dari 500 potong tempe laku terjual.

C.    Bisnis dan Lingkungan

Industri tahu tempe ini termasuk dalam industri kecil dan tentu saja bermotif untuk mencari keuntungan. Pemilik berusaha untuk melayani konsumen secara baik sehingga konsumen puas dan senang. Bentuk industri ini apabila dilihat dari macam kegunaanya termasuk  bisnis berdasarkan kegunaan bentuk, karena industri ini merubah bentuk yang semula kedelai menjadi tempe atau tahu. Apabila melihat kebutuhan menurut Abraham Maslow, ini termasuk kebutuhan dasar atau fisiologik karena merupakan usaha atau bisnis makanan.
Pengaruh lingkungan bisa berupa hal negatif atau kelemahan maupun hal positif atau kelebihan, dan berikut pengaruhnya terhadap lingkungan.
o   Kelebihan :
Ø  Kebutuhan protein nabati terpenuhi.
Ø  Sisa ampas tahu dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak(sapi,kambing,kelinci,dll).
Ø  Membuka/memberi lapangan kerja bagi masyarakat sekitar.
Ø  Masyarakat sekitar dapat belajar membuat tahu dan tempe, sehingga suatu saat bisa membuka industri sendiri.
Ø  Masyarakat yang dekat dan tahu adanya pabrik tersebut bisa langsung membeli di pabrik sehingga mendapat harga lebih murah.
Ø  Limbah cair dapat digunakan untuk pembuatan biogas sehingga mengurangi penggunaan elpiji.
o   Kelemahan :
v  Apabila kedelai langka/mahal apabila pemilik industri tidak pandai-pandai berstrategi akan mengalami kerugian.
v  Masyarakat di dekat pabrik akan mencium bau limbah yang tidak enak dan menyengat.
v   Akan mencemari air sehingga air menjadi keruh apabila limbah dibuang sembarangan.
v  Limbah dari hasil industri tahu dapat melepaskan gas rumah kaca, terutama gas metana.

D.    Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial dalam Bisnis

Pemilik bisnis ini meski mungkin tidak termasuk orang yang mengenyam pendidikan tinggi namun sangat memperhatikan mengenai etika atau tanggung jawab dalam bisnis. Industri ini memperhatikan kepentingan umum, ini bisa dilihat karena sampai sekarang belum pernah ada keluhan dari masyarakat sekitar mengenai bau limbah yang menyengat. Limbah yang berupa ampas, digunakan untuk makan ternak yakni sapi, kambing dan juga bebek.
Pemilik selalu terbuka terhadap karyawan dan juga konsumen, karyawan atau konsumen yang akan mengkritik atau memberi saran selalu diberi kesempatan dan didengarkan. Sehingga kenyamanan kerja terjaga, tidak ada rasa takut yang berlebihan pada karyawan, karyawan merasa percaya diri dan tentunya karyawan memiliki semangat kerja tinggi dan yang paling utama mendapat kepercayaan dari konsumen. Pemilik industri menjaga hubungan dengan karyawan dengan cara memperlakukan karyawan secara baik, meskipun industri kecil namun industri ini tetap memperhatikan etika serta tanggung jawab bisnis. Bahkan karyawan yang tempat tinggalnya jauh diberi fasilitas untuk beristirahat. Karyawan pun diberi gaji yang sesuai/setimpal sehingga karyawan tidak bosan dan kabur ke tempat lain.
Meski sibuk dengan industrinya namun pemilik selalu berusaha untuk menjaga hubungan baik dengan para tetangga atau masyarakat sekitar. Pabrik juga tidak segan-segan mengajak masyarakat yang menganggur untuk bergabung atau bantu-bantu selama menunggu mendapat pekerjaan dan tentunya akan diberi upah sesuai yang telah dikerjakannya. Pemilik juga tentunya selalu memikirkan cara menjaga hubungan dengan langganan/konsumen, yaitu dengan melayani sebaik mungkin, memberikan bukti bahwa pembuatan dilakukan dengan cara yang baik dan bersih. Selain itu juga dengan memberikan fasilitas antar kepada langganan(biasanya warung/pasar).
Bentuk tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh pemilik usaha ini yaitu AMDAL dan sistem bapak angkat anak angkat namun dalam bentuk sederhana, bentuknya ialah dengan menyetor tahu/tempenya kepada pedagang yang tidak memiliki banyak modal namun pedagang itu belum membeli/membayar dan baru membayar setelah dagangannya tersebut terjual, dan apabila sisa maka sisanya tersebut dikembalikan.

E.     Pemilihan Letak Usaha

Letak pendirian usaha ini cukup strategis karena berada di pinggir jalan besar, sehingga memudahkan pedagang pasar yang akan membeli dan juga memudahkan konsumen untuk mencari letak pabrik. Posisinya juga cukup tepat karena tidak terlalu dekat dengan rumah tetangga, sehingga bau dari limbahnya tidak terlalu menyengat. Apabila melihat kedekatan lokasi pabrik tahu tempe ini dengan pabrik tahu tempe lainnya cukup jauh dan beda arah, jadi ini menjadi satu keuntungan sendiri karena konsumen tentu akan memilih mana yang letaknya lebih dekat atau mungkin terlewati ketika dari bepergian. Keadaan di dalam pabrik juga sudah lumayan bersih dan hasil produksi tertata rapi.
Entah sebelumnya telah dipertimbangkan atau tidak, namun untuk hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan tempat/lokasi usaha yang menguntungkan perusahaan beberapa telah sesuai atau memenuhi syarat seperti  berdekatan dengan pasar, mudah untuk mendapatkan tenaga kerja,
mudah dalam hal fasilitas transportasi, mudah memperoleh air,  dan mendapat dukungan dari masyarakat sekitar.

F.     Bentuk Badan Usaha

Bentuk badan usaha dari industri ini termasuk Perseorangan(Sole Proprietorship). Karena semua barang atau kekayaan pribadi sama sekali tidak dipisahkan dengan milik perusahaan, dan apabila perusahaan memiliki utang maka utang itu juga merupakan utang pemilik. Tapi apabila mendapat keuntungan yang banyak, keuntungan itu tidak perlu dibagi dengan orang lain dan menjadi hak pemilik sendiri dan akan sangat memotivasi untuk selalu meningkatkan kualitas dan produksinya.

G.    Sasaran Pasar dan Kewirausahaan

Sasaran pasar dari industri ini meliputi pasar-pasar tradisional dan juga konsumen yang membutuhkan tahu tempe sebagai makanan sehari-hari mereka atau konsumen yang mengolah tahu tempe itu menjadi makanan yang siap konsumsi dan kemudian menjualnya seperti gorengan atau keripik tempe, dan lain sebagainya. Ciri wirausaha yang telah dimiliki pemilik menurut pengamatan kami, antara lain berambisi tinggi, percaya diri, kreatif dan juga inovatif, pandai bergaul, berani menghadapi resiko, dan berorientasi laba.

H.    Manajemen

Manajemen dalam perusahaan/pabrik ini masih sangat sederhana dan dikendalikan langsung oleh pemilik, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan. Pemilik menetapkan rencananya kemudian mengatakan kepada karyawannya apa rencananya dan bersama-sama mengatur dan menjalankan. Disamping itu pemilik juga memberikan arahan yang berguna bagi karyawannya, melakukan pengawasan dan memberi tahu apabila ada yang melakukan kesalahan bukan dengan memarahi tetapi mengajari.

I.       Pemasaran Produk

Pabrik tahu tempe ini termasuk ke dalam persaingan sempurna, karena terdapat banyak pengusaha lain yang terjun ke pasar dan juga melayani tahu tempe dan sama-sama merupakan pengusaha kecil. Namun beruntung pabrik tahu tempe ini telah memiliki konsumen tetap di pasar melalui cara promosi, pemasaran dan pendistribusian yang tepat.
Pabrik memiliki stretegi sendiri untuk mendistribusikan produknya, yaitu dengan menyetorkan produknya ke pedagang-pedagang di pasar tiap pagi sekitar pukul 04.00 dan juga sore hari sekitar menjelang maghrib, karena pada saat itulah banyak pembeli yang pergi ke pasar entah pembeli yang mengecer/konsumsi pribadi ataupun pembeli yang memborong karena menjualnya kembali. Namun ada juga pedagang pasar yang langsung mengambil tahu dipabriknya. Selain pedagang, para konsumen atau pembeli kecil yang sudah tahu letak pabrik  pun biasanya lebih memilih untuk langsung datang atau membeli ke pabrik agar mendapat lebih banyak atau lebih murah dibanding bila membeli di pasar. Pembeli pun dapat langsung masuk dan memilih tahu/tempe yang diinginkan, kemudin para karyawan akan melayani.
Karena banyaknya pengusaha tahu tempe, pemilik juga harus memiliki kiat agar produknya tetap menjadi pilihan dengan terus mempertahan mutu dan kualitas produk. Selain kualitas harga juga dipertimbangkan, karena konsumen akan selalu memilih produk yang murah namun berkualitas baik.
Cara promosi industri ini sudah tidak terlalu sulit tentunya, karena usianya tentu saja sudah banyak orang yang mengetahui. Jadi proses promosi pun dapat dilakukan dari mulut kemulut, misalnya ada konsumen yang puas telah membeli tahu tempe disana maka akan memberi tahu tetangganya, dan tetangganya juga puas akan maka akan memberi tahu temannya, begitu dan seterusnya.

J.      Manajemen Sumberdaya Manusia

Pemilik pabrik tidak melakukan seleksi dan tidak membuka pendaftaran dalam mencari pegawai baru dan pemilik pabrik hanya memperkerjakan tetangga sekitar pabrik atau sekitar rumahnya untuk membantu dalam proses produksi. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan juga tidak terlalu banyak, yaitu sekitar 16 karyawan.

K.    Motivasi Kerja dan Hubungan Industrial

Pemilik pabrik memberikan motivasi positif terhadap karyawan dengan memberi tingkat kepuasan. Motivasi yang diberikan melalui komunikasi yang efektif, pengusaha memberikan kesempatan bagi karyawan untuk mengatakan masalahnya, mengatakan apapun keluhan dan menyatakan pendapatnya. Selain itu karyawan juga diberikan kepercayaan seutuhnya.
Pemilik pabrik selalu berusaha menjaga hubungan baik dengan karyawan, karena pemilik pabrik kadang juga menghadapi masalah usahanya yang harus melibatkan karyawan untuk menyelesaikannya. Contohnya, apabila produksi tempenya menghasilkan tempe yang asem atau tidak jadi. Hal ini membutuhkan kerjasama antarkaryawan dan pemilik untuk menyelesaikan masalah ini. Karyawan juga tidak pernah tawar menawar tentang gaji yang diterima, karena menurut karyawan gaji yang diberikan sudah layak.

L.     Produk dan Harga

Bentuk fisik yang dihasilkan oleh usaha ini adalah tahu putih maupun tahu cokelat dan tempe. Tempe dibungkus dengan daun dan ada juga yang menggunakan plastik. Pemilik usaha selalu berusaha mempertahankan kualitas produknya untuk mempertahankan konsumen dan merebut pangsa pasar. Pemilik pabrik selalu berhati-hati dalam menentukan harga dan hal ini harus menyesuaikan dengan produsen tempe yang lainnya agar bisa bersaing di pasaran.

M.   Distribusi dan Promosi

Pendistribusian hasil produksi tahu dan tempe dilakukan oleh pedagang yang ada di pasar-pasar Wonosari, seperti pasar Argosari, pasar paing, dan pasar tradisional lain yang ada di Wonosari. Tetapi  pemilik pabrik dalam melakukan promosi hanya dilakukan dengan cara dari mulut ke mulut. Promosi secara tidak langsung banyak dibantu oleh tetangga mereka yang telah merasakan produknya dan mengatakan kepada konsumen yang lainnya.



BAB III

LAPORAN KEGIATAN

 

A.    Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan yang kami lakukan pada tanggal  28 Oktober 2012 selama 1 (satu) hari di industri tahu tempe bertempat di dusun Tegalsari desa Siraman Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul  mulai pukul 10.00 WIB sampai kira-kira pukul 14.00 WIB, antara lain :
1.      Persiapan sekaligus meninjau lokasi
2.      Melakukan wawancara
3.      Melihat Proses Produksi

 

B.     Hasil Kegiatan

Setelah 1 (satu) hari kami mengikuti dan menyelesaikan Kegiatan kunjungan lapangan di industri tahu tempe kami mendapat banyak ilmu baru. Dan setelah itu kami dapat lebih memahami tentang pembuatan serta penjualan ke konsumen.

Daftar Pertanyaan dan Jawaban dalam Wawancara

1.      Siapakah nama pemilik Industri?
ð  Ibu Sumi
2.      Apa saja yang diproduksi?
ð  Tahu dan tempe. Berbagai ukuran.
3.      Ada yang lain selain tahu tempe dan kenapa lebih memilih industri tahu tempe?
ð  Tidak. Sementara ini, itu saja. Kalau masalah memilih, tidak memilih karena pabrik ini sebenarnya didirikan orangtua saya dan saya sendiri tinggal meneruskan.
4.      Kapan industri ini didirikan?
ð  Industri ini didirikan sekitar tahun 1980an oleh kedua orangtua ibu Sumi yakni bapak dan ibu Tumijo.
5.        Berapa banyak karyawan yang dipekerjakan?
ð  16 orang.
6.      Apakah anda memberi fasilitas kepada karyawan? Kalau ya berupa apa?
ð  Kalau fasilitas saya cuma memberi mereka tempat istirahat dan juga ya mungkin makan siang dan juga kalau ada rezeki lebih ya ditambah yang lainnya.
7.      Berapa modal untuk industri tahu tempe ini?
ð  Untuk modal awal ibu Sumi tidak tahu pasti berapa, namun untuk modal perharinya saat ini kurang lebih 2juta perhari.
8.      Modal 2juta perhari itu digunakan untuk apa saja?
ð  Untuk pembelian kedelai, kayu, dan juga upah karyawan.
9.      Berapa keuntungan yang di dapat tiap harinya?
ð  Lumayan untuk makan anggota keluarga dan juga karyawan.
10.  Bagaimana cara anda memperhatikan lingkungan?
ð  Kami mimikirkan, bagaimana seandainya saya memiliki tetangga yang memiliki pabrik tahu dan tetangga itu tidak memperhatikan dan membuang limbahnya sembarangan, pasti saya akan sangat marah. Jadi, kami berusaha dan memikirkan bagaimana supaya limbah dari pabrik kami itu tidak menganggu lingkungan sekitar. Dan cara kami antara lain, dengan menggunakan ampas sebagai pakan ternak.
11.  Kenapa kira-kira orangtua anda dulu memilih lokasi/ tempat ini sebagai tempat usahanya?
ð  Kalau masalah itu mungkin karena disinilah rumah mereka, jadi sekaligus saja rumah dijadikan tempat usaha, selain itu rumah ini juga cukup luas. Dan beruntung, rumah ini kini berada di tempat strategis, tepat di pinggir jalan raya.
12.  Bagaimana pengarahan dalam perusahaan?
ð  Biasanya saya merencanakan dulu akan berbuat apa, kemudian berikutnya saya mengarahkan dan mengatakan apa rencana saya.
13.  Siapa memberikan pengawasan saat proses produksi?
ð  Saya sendiri, suami, dan dibantu anak.
14.  Bagaimana cara anda memasarkan produk?
ð  Kami memasarkan produk dengan cara mengirim produk ke pasar-pasar atau kalau pedagang langganan minta dikirim ke rumahnya kami bersedia mengirim. Dan kami juga melayani apabila ada konsumen yang langsung membeli kesini.
15.  Bagaimana cara anda memberikan dorongan semangat kepada karyawan?
ð  Caranya ya dengan melakukan komunikasi yang baik, memberi semangat dan memberikan keleluasaan untuk mengatakan keluhan dan pendapat. Sehingga saya tahu apa yang kira-kira harus saya tambah/perbaiki.
16.  Bagaimana cara anda menentukan produk dan harga?
ð  Industri pembuatan tahu tempe ini menemui halangan bila sewaktu waktu terjadi kenaikan harga kedelai, namun kami selalu untuk mengatasinya yaitu dengan mengurangi sedikit ukurannya tanpa menaikkan harga, kemudian akan langsung kembali seperti semula apabila harga telah kembali normal. Meski zaman telah maju namun industri tahu tempe ini masih menggunakan teknologi seperti saat pertama kali didirikan, sehingga mutunya pun lebih baik apalagi dengan bahan dan alat-alat yang semuanya masih alami dan tentu proses produksi tidak membutuhkan biaya yang tinggi.
17.  Bagaimana cara anda melakukan penyetoran dan promosi produk?
ð  Saya tidak melakukan promosi seperti memasang iklan, pamflet atau yang lainnya, karena memang perusahaan ini sudah lama didirikan promosipun dilakukan dari mulut ke mulut. Dan untuk penyetorannya biasanya dilakukan tiap pagi dan sore, pada saat aktivitas pedagang sedang ramai-ramainya.



Kegiatan Produksi

·         Alat dan bahan yang diperlukan untuk proses produksi tahu tempe :


2.      Kedelai
3.      Ragi tempe
4.      Air secukupnya
5.      Cuka secukupnya
6.      Penggiling tahu
7.      Kayu
8.      Alat Pencetak tahu
9.      Panci
10.  Baskom
11.  Sendok kayu
12.  Plastik/daun pembungkus
13.  Tampah


·         Cara memproduksi tempe :
-       Kedelai dipilih dan dicuci
-       Kedelai direbus dan digiling
-       Lalu kedelai dicuci lagi dan dibuang ampasnya
-       Direndam selama 12 jam
-       Dikukus 2 menit lalu ditiris
-       Didinginkan sekitar 1 jam dan di campur ragi (aduk rata)
-       Dibungkus , disusun di rak tunggu hingga 1-3 hari
-       Kemudian tempe siap dipasarkan.
·         Produksi tahu terdiri dari beberapa kegiatan antara lain :
-     Kedelai ditampi untuk dipilih biji yang besar kemudian dicuci
-     Proses perendaman kedelai selama enam jam
-     Kedelai dicuci lagi selama setengah jam
-     Proses penggilingan tahu
-     Proses perebusan sampai mendidih lalu disaring dan dibilas sampai 3X dengan menggunakan larutan asam cuka
-     Air asam dipisahkan dari gumpalan atau jonjot putih dan disimpan, sebab masih dapat digunakan lagi. Gumpalan atau jonjot tahu yang mulai mengendap dituangkan dalam CETAKAN TAHU DARI KAYU dan dialasi kain belacu. Adonan tahu kotak dikempa selama satu menit, sehingga air yang masih tercampur dalam adonan tahu itu terperas habis. Adonan tahu berbentuk kotak yang sudah padat dipotong. Tahu pun siap dijual.



BAB IV

PENUTUP


A.    Kesimpulan

Dengan adanya pengalaman kami selama mengikuti kegiatan kunjungan lapangan di Industri Tahu Tempe dapat di ambil beberapa kesimpulan, antaranya :
1.      Bila seseorang mau berusaha, mau gagal, dan mau mencoba hal yang baru pasti akan selalu ada jalan.
2.      Industri tahu tempe merupakan industri yang mempunyai peluang bisnis yang cukup besar sehingga mampu menghasilkan keuntungan yang diharapkan.
3.      Dapat membuka lapangan kerja bagi orang lain.
4.      Menjaga mutu tetap yang terbaik membuat industri tahu tempe ini tetap diminati konsumen.

B.     Saran


Sebaiknya pemilik terus konsisten menjaga mutu dan kualitasnya produknya atau bahkan meningkatkan. Perluasan pasar juga sebaiknya dilakukan tidak terbatas hanya di Kecamatan Wonosari, namun juga di kecamatan lain seperti Tepus, Paliyan, Piyaman, dan lain-lain. Akan lebih baik juga apabila industri mampu mengubah limbah cair sisa pembuatan tahu tempe menjadi biogas, entah untuk pabrik sendiri maupun disalurkan kepada masyarakat. Yang terakhir, kebersihan dan kerapian tempat pengolahan juga harus ditingkatkan agar kehigienisan tetap terjaga, karena itu sangat penting untuk tetap menjaga kepercayaan konsumen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar