Selasa, 07 Oktober 2014

MANAJEMEN PENGANTAR (Proses Perencanaan)

MAKALAH

PROSES PERENCANAAN

Dosen Pengampu : Dra. Sumarsih





Disusun Oleh :
     1.      Novita Prahastiwi (12809134038)
     2.      Tria Irawati           (128091340)





D3 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2013



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Dikehidupan yang modern ini banyak sekali berkembang perusahaan-perusahaan dan organisasi, yang semuanya berlomba untuk menghasilkan barang atau suatu yang bermanfaat dan menarik orang banyak. Persaiangan itu tidak hanya dengan organisasi dalam negeri tentunya, melainkan dengan ekstern juga.
Dan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dibutuhkan manajemen yang baik dan matang, namun yang paling utama ialah proses perencanaannya. Seperti yang kita tahu dalam manajemen tidah hanya ada perencanaan, melainkan perlu juga pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan. Tetapi pada kenyataannya perencanaan memegang peranan lebih dibanding fungsi manajemen lainnya, karena fungsi lainnya hanya melaksanakan keputusan dari perencanaan sebelumnya.
Karena pentingnya proses perencanaan dalam manajemen, maka kesempatan ini kita akan membahas mengenai proses perencanaan. Yang nanti kita akan membahas mengenai pengertian, alasan perlunya perencanaan, hubungan dengan fungsi lain, tipe perencanaan dan lain-lain.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan perencanaan?
2.      Apakah alasan perlunya perencanaan?
3.      Apakah hubungan antara perencanaan dengan fungsi-fungsi manajemen lainnya?
4.      Apa saja tipe-tipe perencanaan dan rencana?
5.      Apa yang dimaksud dengan proses perencanaan strategik?
6.      Apa saja hambatan-hambatan proses perencanaan?
7.      Bagaimanakah cara agar perencanaan dapat dibuat lebih efektif?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan perencanaan.
2.      Untuk mengetahui alasan perlunya perencanaan.
3.      Untuk mengetahui hubungan antara perencanaan dengan fungsi-fungsi manajemen lainnya.
4.      Untuk mengetahui tipe-tipe perencanaan dan rencana.
5.      Untuk mengetahui proses perencanaan strategik.
6.      Untuk mengetahui hambatan-hambatan proses perencanaan.
7.      Untuk mengetahui cara agar perencanaan dapat dibuat lebih efektif.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Perencanaan
Perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana dan oleh siapa. Perencanaan yang baik dapat dicapai dengan mempertimbangkan kondisi di waktu yang akan datang dimana perencanaan dan kegiatan yang diputuskan akan dilaksanakan. Dan pertanggungjawaban dalam perencanaan tergantung pada besar dan tujuan organisasi serta fungsi atau kegiatan khusus manajer. Salah satu aspek penting perencanaan adalah pembuatan keputusan, proses pengembangan dan penyeleksian sekumpulan kegiatan untuk memecahkan suatu masalah tertentu.
Tahap- tahap dasar dalam perencanaan, antara lain:
Tahap 1: Menetapkan tujuan dengan serangkaian tujuan.
Tahap 2: Merumuskan keadaan saat ini.
Tahap 3: Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan.
Tahap 4: Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan.

B.     Alasan-Alasan Perlunya Perencanaan
Tujuan utama perencanaan adalah melihat bahwa program dan penemuan sekarang dapat digunakan untuk meningkatkan kemungkinan pencapaian tujuan di waktu akan datang. Perencanaan organisasi harus aktif, dinamis, berkesinambungan  dan kreatif, agar manajemen tidak hanya akan bereaksi terhadap lingkungannya, tapi aktif menjadi peserta dalam dunia usaha.
Alasan perlunya perencanaan ialah:
1.      Untuk mencapai protective benefits yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan.
2.      Untuk mencapai positive benefits dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian tujuan organisasi.
Manfaat perencanaan, antara lain:
a.       Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan.
b.      Membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah utama.
c.       Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas.
d.      Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat dan memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi.
e.       Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi.
f.       Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami.
g.      Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti serta menghemat waktu, usaha dan dana.

Kelemahan perencanaan, antara lain:
a)      Pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan mungkin berlebihan pada kontribusi nyata.
b)      Perencanaan cenderung menunda kegiatan dan mungkin terlalu membatasi manajemen untuk berinisiatif serta berinovasi.
c)      Kadang-kadang hasil yang paling baik didapatkan oleh penyelesaian situasi individual dan penanganan setiap masalah pada saat masalah itu terjadi.
d)     Ada rencana-rencana yang diikuti cara-cara yang tidak konsisten.

C.    Hubungan Perencanaan dengan Fungsi-Fungsi Manajemen lainnya.
Pengorganisasian dan Penyusunan Personalia
Pengorganisasian adalah proses pengaturan kerja bersama sumberdaya keuangan, fisik dan manusia dalam organisasi. Perencanaan menunjukkan cara dan perkiraan bagaimana menggunakan sumberdaya-sumberdaya tersebut untuk mencapai efektivitas paling tinggi.
Pengarahan
Pengarahan erat dengan perencanaan, karena perencanaan menentukan kombinasi yang paling baik dari faktor-faktor, kekuatan, sumberdaya dan hubungan yang diperlukan untuk mengarahkan dan memotivasi karyawan. Fungsi pengarahan meliputi penerapan unsur-unsur tersebut menjadi pengaruh.
Pengawasan
Pengawasan penting sebagai produk perencanaan efektif, karena pengawasan bertindak sebagai kriteria penilaian pelaksanaan kerja terhadap rencana.

D.    Tipe-Tipe Perencanaan dan Rencana
Lima dasar pengklasifikasian rencana-rencana, antaranya:
1.      Bidang fungsional
2.      Tingkatan organisasional
3.      Karakteristik-karakteristik (sifat) rencana
4.      Waktu
5.      Unsur-unsur rencana
Tipe utama rencana:
a.       Rencana-rencana strategik (strategic plans): dirancang untuk memenuhi tujuan-tujuan organisasi yang lebih luas serta mengimplementasikan misi yang memberikan alasan khas keberadaan organisasi.
b.      Rencana-rencana operasional (operational plans): penguraian secara lebih rinci bagaimana rencana-rencana strategik akan dicapai.
Tipe rencana-rencana operasional:
a.       Rencana sekali pakai (single use plans): untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu dan tidak digunakan kembali bila telah tercapai. Tipe-tipe rencana sekali pakai adalah program, proyek dan anggaran.
b.      Rencana tetap (standing plans): untuk penanganan situasi-situasi yang dapat diperkirakan dan terjadi berulang-ulang. Wujud umum dari rencana tetap antaranya kebijaksanaan, prosedur standar dan aturan.
Faktor waktu dan perencanaan berpengaruh dalam:
1.      Untuk melaksanakan perencanaan efektif.
2.      Untuk melanjutkan setiap langkah perencanaan tanpa informasi lengkap tentang variabel-variabel dan alternatif-alternatif.
3.      Perlunya pertimbangan jumlah waktu.
Perencanaan berdasarkan waktu ada:
-            Rencana jangka pendek (short-range plans): mencakup beberapa rencana dari satu hari sampai satu tahun.
-            Rencana jangka menengah (mediate-range plans): memiliki rentangan waktu antara beberapa bulan sampai tiga tahun.
-            Rencana jangka panjang (long-range plans): kegiatan-kegiatan selama 2-5 tahun, dengan beberapa rencana yang diproyeksikan sampai 25 tahun atau lebih.

E.     Proses Perencanaan Strategik
Manajemen strategik merupakan penetapan serangkaian keputusan dan kegiatan dalam perumusan dan implementasi strategi-strategi yang dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.

Pentingnya perencanaan strategik, karena:
-          Kenaikan tingkat perubahan teknologi.
-          Pertumbuhan kompleksitas pekerjaan manajerial.
-          Peningkatan kompleksitas lingkungan eksternal.
-          Semakin panjangnya tenggang waktu antara keputusan-keputusan sekarang dan hasil-hasil di waktu yang akan datang.
Langkah-langkah proses penyusunan strategik:     
1.      Penentuan misi dan tujuan. Penentuan misi dan tujuan merupakan tugas utama bagi manajer puncak
2.      Pengembangan profil perusahaan. Langkah ini dilakukan dengan mengidentifikasikan tujuan-tujuan dan strategi yang ada.
3.      Analisa lingkungan eksternal yang berarti untuk mengidentifikasikan cara-cara dalam perubahan lingkungan ekonomi, teknologi sosial/budaya dan politik.
4.      Analisa internal perusahaan – kekuatan dan kelemahan organisasi. Tujuan proses analisa internal di atas adalah untuk mengidentifikasikan kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan strategik yang penting bagi perusahaan.
5.      Identifikasi kesempatan dan ancaman strategi. Kesempatan dan ancaman dapat ditimbulkan faktor  perkembangan teknologi, perubahan kondisi pasar, perubahan politik atau perilaku konsumen.
6.      Pembuatan keputusan strategik.
7.      Pengembangan strategi perusahaan.
8.      Implementasi strategi, yakni peletakan strategi menjadi kegiatan.
9.      Peninjauan kembali dan evaluasi (strategic control). Setelah strategi diimplementasikan, manajer  perlu menilai apakah organisasi berjalan ke arah tujuan yang telah ditetapkan atau tidak.
Kebaikan rencana strategik
a)      Memberikan pedoman yang konsisten bagi kegiatan-kegiatan organisasi.
b)      Membantu manajer mengantisipasi masalah-masalah sebelum timbul dan menanganinya sebelum menjadi lebih berat.
c)        Membantu para manajer dalam pembuatan keputusan.
d)       Meminimumkan kemungkinan kesalahan, karena tujuan atau sasaran dan strategi dirumuskan dengan sangat cermat.
Kelemahan rencana strategik
a.       Memerlukan investasi dalam waktu, uang dan orang yang cukup besar.
b.      Perlunya penetapan dan pemeliharaan suatu sistem.
c.       Membatasi organisasi hanya terhadap pilihan yang paling rasional dan bebas risiko.

F.     Hambatan-Hambatan Perencanaan Efektif
Manajer yang tidak dapat menetapkan tujuan yang cukup berarti  tidak akan mampu membuat rencana-rencana efektif. Ada sejumlah alasan mengapa banyak manajer ragu-ragu atau gagal menetapkan tujuan dan mmbuat rencana bagi organisasi atau kelompok, hal ini disebabkan:
1.      Kurang pengetahuan tentang organisasi, yang menyebabkan para manajer tidak dapat menetapkan tujuan tanpa mengetahui tentang pekerjaan secara keseluruhan.
2.      Kurang pengetahuan tentang lingkungan, sehingga para manajer sering kurang memahami lingkungan eksternal organisasi, sehingga menjadi bingung tentang arah yang diambil dan enggan menetapkan tujuan pasti.
3.      Ketidakmampuan melakukan peramalan kerja secara efektif,  karena rencana dibuat tidak hanya berdasar pengalaman masa lalu, tetapi juga peramalan kondisi-kondisi yang akan datang.
4.      Kesulitan perencanaan operasi-operasi yang tidak berulang.
5.      Biaya, dikarenakan perencanaan memerlukan banyak biaya penggunaan sumber daya keuangan, fisik dan manusia
6.      Takut gagal, tidak sedikit para manajer sering memandang kegagalan sebagai ancaman terhadap keamanan jabatannya dan ini membuat manajer enggan mengambil risiko.
7.      Kurang percaya diri, oleh karena itu para manajer harus merasa bahwa mereka dan kelompok kerjanya mempunyai kemampuan untuk  mencapai tujuan-tujuan tersebut.
8.      Ketidaksediaan untuk menyingkirkan tujuan-tujuan alternatif, ini karena para manajer sulit menerima kenyataan bahwa mereka tidak dapat mencapai semua hal yang penting baginya.
G.     Kriteria Penilaian Efektifvitas Rencana
Beberapa kriteria dapat digunakan untuk menilai efektivitas perencanaan, yaitu mencakup:
1.      Kegunaan. Agar berguna bagi manajemen suatu rencana harus fleksibel, stabil, berkesinambungan dan sederhana.
2.      Ketetapan dan objektivitas. Keputusan dan kegiatan manajemen hanya efektif bila didasarkan atas informasi yang tepat. Perencanaan juga harus didasarkan atas pemikiran yang realistik dan fakta-fakta yang sebenarnya tentang persyaratan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Agar tercapai perencanaan tersebut proses penyusunan harus didasarkan atas pemikiran yang objektif
3.      Ruang lingkup. Perencanaan perlu memperhatikan prinsip-prinsip kelengkapan, kepaduan dan konsistensi.
4.      Efektivitas biaya. Salah satu pedoman penting dalam perencanaan, jangan melakukan perencanaan bila hasil-hasil meningkatkan penghasilan atau mengurangi biaya lebih kecil daripada biaya perencanaan dan implementasinya.
5.      Akuntabilitas dan ketepatan waktu. Ada dua aspek akuntabilitas perencanaan, pertama tanggung jawab atas pelaksanaan perencanaan dan kedua tanggung jawab atas implementasi rencana.
6.      Ketepatan waktu. Berbagai perubahan yang terjadi sangat cepat akan dapat menyebabkan rencana tidak tepat atau sesuai untuk berbagai perbedaan waktu.




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Proses perencanaan sangat penting dilakukan oleh manajer. Perencanaan sendiri berarti pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana dan oleh siapa. Perencanaan adalah suatu proses yang tidak berakhir bila rencana tersebut telah diterapkan, rencana harus di implementasikan dan memerlukan modifikasi agar tetap berguna. Salah satu maksud utama perencanaan adalah melihat bahwa program dan penemuan-penemuan sekarang dapat dipergunakan untuk mentingkatkan tujuan di waktu yang akan datang. Meskipun proses dasar perencanaan adalah sama bagi setiap manajer, tetapi dalam praktik perencanaan dapat mengambil dalam berbagai bentuk.

B.     Saran
Manajer perlu melakukan proses perencanaan dalam sebuah perusahaan secara  mendasar, agar perusahaan dapat berjalan dengan baik, dapat berkembang, dan dapat memperkirakan yang terjadi di masa depan. Dengan diketahuinya cara kerja yang efektif dan efisien akan  membantu terwujudnya tujuan perusahaan yang ingin dicapai.


Daftar Pustaka

T. Hani Handoko. 1995. Manajemen. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar